Rabu, 04 Januari 2012

Tipe -tipe Data


Tipe -tipe Data
Data merupakan suatu nilai yang bisa dinyatakan dalam bentuk konstanta atau
variabel. Konstanta menyatakan nilai yang tetap, sedangkan variabel menyatakan nilai
yang dapat diubah-ubah selama eksekusi berlangsung.

Tipe Data

Ukuran Memori untuk Tipe Data

Ukuran Memori Kawasan
unsigned char
8 bits
0 s/d 255
char
8 bits
-128 s/d 127
short int
16 bits
-32.768 s/d 32.767
unsigned int
32 bits
0 s/d 4.294.967.295
int
32 bits
-2.147.483.648 s/d 2.147.483.647
unsigned long
32 bits
0 s/d 4.294.967.295
enum
16 bits
-2147483.648 to 2.147.483.648
long
32 bits
2.147.483.648 s/d 2.147.483.647
float
32 bits
3,4 x 10-38 s/d 3,4 x 10+38
double
64 bits
1.7 x 10-308 to 1.7 x 10+308
long double
80 bits
3.4 x 10-4932 to 3.4 x 10+4932
near (pointer)
32 bits
not applicable
far (pointer)
32 bits
not applicable

terdapat beberapa variasi dari tipe data integer, yakni:
§  byte: bilangan bulat tak bertanda (unsigned integer) 8-bit. Ekuivalen dengan tipe data System.Byte dalam Microsoft .NET Framework.
§  sbyte: bilangan bulat bertanda (signed integer8-bit. Ekuivalen dengan tipe data System.Sbyte dalam Microsoft .NET Framework.
§  short: bilangan bulat bertanda 16-bit. Ekuivalen dengan tipe data System.Int16 dalam Microsoft .NET Framework.
§  ushort: bilangan bulat tak bertanda (unsigned integer16-bit. Ekuivalen dengan tipe data System.UInt16 dalam Microsoft .NET Framework.
§  int: bilangan bulat bertanda (signed integer32-bit. Ekuivalen dengan tipe data System.Int32 dalam Microsoft .NET Framework.
§  uint: bilangan bulat tak bertanda (unsigned integer) 32-bit. Ekuivalen dengan tipe data System.UInt32 dalam Microsoft .NET Framework.
§  long: bilangan bulat bertanda (signed integer) 64-bit. Ekuivalen dengan tipe data System.Int64 dalam Microsoft .NET Framework.
§  ulong: bilangan bulat tak bertanda (unsigned integer) 64-bit. Ekuivalen dengan tipe data System.UInt64 dalam Microsoft .NET Framework.

 Bilangan Bulat(integer),Desimal,Dan Real.
Bilangan : “ide yang bersifat abstrak yang digunakan untuk memberikan keterangan tentang sebuah besaran (misalnya cacah, jumlah, berapa banyaknya, berapa besarnya, …).
Dikenal berbagai cara untuk mengkelompokkan sebuah bilangan.  Ada pengelompokan atas dasar bilangan positif dan bilangan negatif. Ada juga pengelompokkan atas dasar bilangan bulat (integer), bilangan real, bilangan exponensial, dan bilangan komplex. 
Bilangan disebut bulat (integer) jika tidak mengandung titik desimal. Bilangan disebut real jika mengandung titik desimal.  Maka "7" adalah bilangan bulat, tetapi "7.", "7.0" dan "-17.453" adalah bilangan real.  Contoh bilangan exponensial adalah "-0.17453102", yang merupakan ungkapan dalam bentuk bilangan exponensial atas "-17.453".  Dalam print-out komputer sering bilangan ini ditulis "-0.17453E+2", untuk alasan yang sekarang menjadi jelas.
Bilangan disebut komplex jika terdiri atas dua bagian, yaitu (1) bagian real, dan (2) bagian imaginer (komplex).  Contoh: "-3 + 4i",  bagian real adalah "-3", bagian imaginer (komplex) adalah "4". Tentulah bilangan komplex "+2.71-5.38i" terdiri atas bagian real "+2.71" dan bagian imaginer adalah "-5.38".
Baik bagian real maupun bagian imaginer (komplex) adalah dari jenis bilangan bulan atau real. Bagian imaginer dibedakan dari bagian real dengan simbol "i", ditulis dimuka atau dibelakangnya.  Disini i = .  Tentu saja berlaku sifat bahwa i2 = -1, i3 = -i, dan i4 = +1.
Dalam matematika diajarkan, bahwa sebuah bilangan bulat dapat digambarkan sebagai sebuah titik dalam garis bilangan bulat I, sebuah bilangan real dapat digambarkan sebagai sebuah titik dalam garis bilangan real R, dan sebuah bilangan komplex digambarkan sebagai sebuah titik dalam bidang komplex C.


Konversi Antar Basis Bilangan
Sudah dikenal, dalam bahasa komputer terdapat empat basis bilangan. Keempat bilangan itu adalah bineroktaldesimal dan hexadesimal. Keempat bilangan itu saling berkaitan satu sama lain. Rumus atau cara mencarinya cukup mudah untuk dipelajari. Konversi dari desimal ke non-desimal, hanya mencari sisa pembagiannya saja. Dan konversi dari non-desimal ke desimal adalah:
1. Mengalikan bilangan dengan angka basis bilangannya.
2. Setiap angka yang bernilai satuan, dihitung dengan pangkat NOL (0). Digit puluhan, dengan pangkat SATU (1), begitu pula dengan digit ratusan, ribuan, dan seterusnya. Nilai pangkat selalu bertambah satu point.
Konversi Biner ke Oktal
Metode konversinya hampir sama. Cuma, karena pengelompokkannya berdasarkan 3 bit saja, maka hasilnya adalah: 1010 (2) = ...... (8) Solusi: Ambil tiga digit terbelakang dahulu. 010(2) = 2(8)Sedangkan sisa satu digit terakhir, tetap bernilai 1. Hasil akhirnya adalah: 12.
Konversi Biner ke Hexadesimal
Metode konversinya hampir sama dengan Biner ke Oktal. Namun pengelompokkannya sejumlah 4 bit. Empat kelompok bit paling kanan adalah posisi satuan, empat bit kedua dari kanan adalah puluhan, dan seterusnya. Contoh: 11100011(2) = ...... (16) Solusi: kelompok bit paling kanan: 0011 = 3 kelompok bit berikutnya: 1110 = E Hasil konversinya adalah: E3(16)
Konversi Biner ke Desimal
Cara atau metode ini sedikit berbeda. Contoh: 10110(2) = ......(10) diuraikan menjadi: (1x24)+(0x23)+(1x22)+(1x21)+(0x20) = 16 + 0 + 4 + 2 + 0 = 22 Angka 2 dalam perkalian adalah basis biner-nya. Sedangkan pangkat yang berurut, menandakan pangkat 0 adalah satuan, pangkat 1 adalah puluhan, dan seterusnya.
Konversi Oktal ke Biner
Sebenarnya, untuk konversi basis ini, haruslah sedikit menghafal tabel konversi utama yang berada di halaman atas. Namun dapat dipelajari dengan mudah. Dan ambillah tiga biner saja. Contoh: 523(8) = ...... (2) Solusi: Dengan melihat tabel utama, didapat hasilnya adalah: 3 = 011 2 = 010 5 = 101 Pengurutan bilangan masih berdasarkan posisi satuan, puluhan dan ratusan. Hasil:101010011(2)
Konversi Hexadesimal ke Biner
Metode dan caranya hampir serupa dengan konversi Oktal ke Biner. Hanya pengelompokkannya sebanyak dua bit. Seperti pada tabel utama. Contoh: 2A(16) = ......(2)
Solusi:
§  A = 1010,
§  2 = 0010
caranya: A=10
§  10:2=5(0)-->sisa
§  5:2=2(1)
§  2:2=1(0)
§  1:2=0(1)
ditulis dari hasil akhir
hasil :1010
§  2:2=1(0)-->sisa
§  1:2=0(1)
ditulis dari hasil akhir
hasil:010
jadi hasil dan penulisannya 0101010 sebagai catatan angka 0 diawal tidak perlu di tulis.
Konversi Desimal ke Hexadesimal
Ada cara dan metodenya, namun bagi sebagian orang masih terbilang membingungkan. Cara termudah adalah, konversikan dahulu dari desimal ke biner, lalu konversikan dari biner ke hexadesimal. Contoh: 75(10) = ......(16) Solusi: 75 dibagi 16 = 4 sisa 11 (11 = B). Dan hasil konversinya: 4B(16)
Konversi Hexadesimal ke Desimal
Caranya hampir sama seperti konversi dari biner ke desimal. Namun, bilangan basisnya adalah 16. Contoh: 4B(16) = ......(10) Solusi: Dengan patokan pada tabel utama, B dapat ditulis dengan nilai "11". (4x161)+(11x160) = 64 + 11 = 75(10)
Konversi Desimal ke Oktal
Caranya hampir sama dengan konversi desimal ke hexadesimal. Contoh: 25(10) = ......(8) Solusi: 25 dibagi 8 = 3 sisa 1. Hasilnya dapat ditulis: 31(8)
25 : 8 sisa 1 3 -------- 3 hasilnya adalah 31 
Konversi Oktal ke Desimal
Metodenya hampir sama dengan konversi hexadesimal ke desimal. Dapat diikuti dengan contoh di bawah ini: 31(8) = ......(10) Solusi: (3x81)+(1x80) = 24 + 1 = 25(10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar